Info Sekolah
Minggu, 08 Sep 2024
  • Selamat Datang Di Official Website SMP Negeri 2 Wungu Kabupaten Madiun

KEGIATAN UPACARA HARI PAHLAWAN 10 NOPEMBER 2023

Sejarah Hari Pahlawan 10 November

Dilansir dari buku Sejarah Indonesia terbitan Kemdikbud, ini berawal pada tanggal 25 Oktober 1945, tentara Inggris di bawah pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat di Tanjung Perak. Indonesia yang belum lama memproklamasikan kemerdekaannya, saat itu masih berada di bawah pengaruh Jepang.

Kedatangan pasukan Inggris tersebut diterima oleh pemimpin pemerintah Jawa Timur, Gubernur Suryo, dengan perjanjian bahwa di antara mereka tidak terdapat pasukan Belanda dan mereka datang hanya untuk membantu Indonesia melucuti pasukan Jepang.

Namun, ternyata pihak Inggris mengingkari janjinya dan melakukan penyergapan ke penjara Kalisosok untuk membebaskan pasukan Belanda yang menjadi tahanan disana.

Tak berhenti sampai di situ, pasukan Inggris kemudian juga menduduki Pangkalan Udara Tanjung Perak, Kantor Pos Besar, Gedung Internatio, dan objek-objek vital lainnya.

Melihat hal itu, rakyat Surabaya tidak mau tinggal diam. Pada tanggal 27 Oktober 1945, untuk pertama kalinya terjadi kontak senjata antara pemuda Indonesia dengan tentara Inggris.

Dalam pertempuran itu, pemuda Indonesia berhasil memukul mundur pasukan Inggris. Beberapa objek vital yang telah dikuasai oleh pihak Inggris juga berhasil direbut kembali.

Melihat kenyataan seperti itu, komandan pasukan Sekutu menghubungi Presiden Soekarno untuk mendamaikan perselisihan antara para pejuang Indonesia dengan pasukan Inggris di Surabaya.

Pada tanggal 29 Oktober 1945, Bung Karno, Bung Hatta, dan Amir Syarifuddin datang ke Surabaya untuk mendamaikan perselisihan itu. Perdamaian berhasil dicapai dan kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata serta menjaga keamanan di Surabaya dan sekitarnya.

Menyadari pentingnya komunikasi antara kedua belah pihak, maka dibentuk lah Kontak Biro yang anggotanya tokoh-tokoh dari Indonesia dan dari pihak Inggris. Meskipun begitu, setelah Sukarno, Hatta, dan Amir Syarifuddin kembali ke Jakarta, masih terjadi pertempuran di beberapa tempat.

Salah satunya, pada tanggal 30 Oktober 1945, di gedung Internatio masih terjadi kontak senjata. Gedung tersebut diduduki oleh tentara Inggris. Sementara, arek-arek Surabaya mengepung gedung itu dan menuntut agar gedung itu dikosongkan.

Pada hari yang sama, para anggota Kontak Biro dengan beberapa mobil menuju gedung tersebut, yang di salah satunya ada Mallaby. Kira-kira pukul 20.30, mobil yang ditumpangi Mallaby meledak dan ditemukan Mallaby tewas.

Tewasnya Brigjen Mallaby ini memancing amarah pasukan Inggris. Pada tanggal 9 November 1945, Mayjen E.C. Mansergh, sebagai pengganti Mallaby mengeluarkan ultimatum bagi pasukan Indonesia untuk menyerah. Jika tidak ditepati, pihak Inggris mengancam akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara dengan instruksi sebagai berikut.

“Semua pemimpin bangsa Indonesia dari semua pihak di kota Surabaya harus datang selambat- lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pada tempat yang telah ditentukan dan membawa bendera merah putih dengan diletakkan di atas tanah pada jarak 100 m dari tempat berdiri, lalu mengangkat tangan tanda menyerah.”

Komandan Pertahanan Kota, Sungkono, pada tanggal 9 November 1945 pukul 17.00 mengundang seluruh unsur kekuatan rakyat, yang terdiri dari Komandan TKR, PRI, BBI, BPRI, Polisi Istimewa, Tentara Pelajar, PTKR, dan TKR Laut untuk berkumpul dan menyusun strategi pertahanan. Kemudian, Kota Surabaya dibagi dalam 3 sektor pertahanan, yaitu sektor barat, tengah dan timur.

Sutomo atau yang akrab dikenal Bung Tomo saat itu telah mendirikan Radio Pemberontakan untuk mengobarkan semangat juang arek-arek Surabaya. Bung Tomo membangkitkan kekuatan rakyat melalui pidato-pidatonya agar tidak menyerah pada sekutu.

Sampailah pada tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pagi, tidak ada seorang pun dari bangsa Indonesia yang datang menyerahkan diri. Akhirnya, pertempuran meledak di Kota Surabaya. Inggris mengerahkan semua kekuatan yang dimilikinya.

Kontak senjata pertama terjadi di Perak dan Inggris berhasil menguasai garis pertahanan pertama. Pasukan Inggris melanjutkan dengan melakukan pengeboman pada tempat-tempat yang diperkirakan menjadi pemusatan pemuda.

Kota Surabaya digempur oleh Inggris hingga 3 minggu lamanya. Sektor demi sektor dipertahankan pasukan Indonesia secara gigih, walaupun pihak Inggris menggunakan senjata-senjata modern dan berat.

Pertempuran tersebut mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban dan sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu, diperkirakan 150.000 rakyat terpaksa meninggalkan kota Surabaya. Di pihak lain, sekitar 1.600 prajurit Inggris tercatat tewas, hilang dan luka-luka.

Peristiwa ini merupakan sebuah lambang keberanian dan kebulatan tekad dalam mempertahankan kemerdekaan dan membela Tanah Air Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Untuk menghormati jasa dan pengorbanan para pahlawan yang gugur dalam pertempuran Surabaya, pada tahun 1951 Presiden Soekarno menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.

Hingga sekarang, Hari Pahlawan menjadi salah satu hari nasional yang diperingati setiap tahun untuk mengenang semangat juang para pahlawan. Hari Pahlawan juga menjadi pengingat bagi generasi muda untuk menghargai jasa para pahlawan dan meneruskan perjuangan mereka untuk menjaga kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.

Logo primer Hari Pahlawan 2023.

Baca artikel detiksumut, “Hari Pahlawan 10 November 2023: Sejarah, Tema, Tujuan, Logo, Twibbon” selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-7027511/hari-pahlawan-10-november-2023-sejarah-tema-tujuan-logo-twibbon.